Bupati Bandung Kunjungi Warga Kurang Mampu di Malam Takbiran
SOREANG,balebandung.com â Bupati Bandung Dr. HM. Dadang Supriatna punya cara lain dalam memberi makna malam takbiran. Selain dalam bentuk mengagungkan Allah SWT lewat rangkaian kalimat takbir, juga dalam bentuk mengagungkan orang-orang yang dianggap kurang mampu secara ekonomi atau miskin lewat memberinya bantuan paket Lebaran untuk kebutuhan sehari-hari atau disaat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah.
Dalam kontek itulah, Kang DS âsapaan akrab Bupati Bandungâ mengambil momentum malam takbiran tadi dengan mengunjungi warga-warganya yang kurang mampu secara ekonomi. Hal itu dilakukan untuk memastikan, bahwa pada malam jelang Lebaran besoknya (Sabtu 22 April 2023) itu tak ada warga yang tak bisa masak karena tak ada bahan yang bisa dimasak. Kang DS pun tidak mau mendengar warga tidak bisa melaksanakan Lebaran pada esok hari, hari Sabtu 1 Syawal 1444 Hijriah.
âSebagai Bupati, saya harus bertanggungjawab kepada Allah, jangan sampai ada warga saya yang tak punya beras, apalagi daging untuk dimasak, justru pada saat gema takbir berkumandang dimana-mana,â kata Bupati Dadang Supriatna dalam keterangannya usai mengunjungi tiga rumah warga di Desa Pamekaran, Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung yang tidak jauh dari Komplek Pemerintahan Daerah Kabupaten Bandung, Jumat (21/4/2023) malam disaat gema takbir berkumandang di masjid-masjid.
Karena itulah, Kang DS pada kesempatan lain mengajak istrinya berkeliling kampung agar takbiran itu mempunyai makna yang luas. Tak sekedar berkumandang secara lisan, tapi juga berkumandang secara sosial.
Menurut Kang DS, kalimat takbir yang bergema dimana-mana itu akan terasa kering dan tak bernilai pada saat yang bersamaan mendengar ada orang yang sampai tak punya beras untuk dimasak. âSementara, besoknya (Sabtu, 22 April 2023) mereka juga ingin merayakan Lebaran,â kata Kang DS.
Dalam pandangan Kang DS, kalimat takbir itu akan lebih terasa agung jika diucapkan dengan spirit kepekaaan sosial. Sehingga, takbir itu tak berhenti hanya pada makna yang bersifat ritual, tapi jauh dari itu juga bermakna sosial. Yakni, takbir yang memberi efek manfaat buat orang yang mungkin sedang kesusahan secara materi.
âCoba Anda bayangkan, bagaimana jika ditengah sebagian besar orang merasa senang karena makanan berlimpah dengan berkumpul bersama keluarga, ternyata ada saudara kita yang jangankan daging, beras aja tak punya. Bukankah ini dzolim? Lalu apa artinya Takbiran dan Idul Fitri?,â tegasnya.
Untuk tujuan itulah, Kang DS mulai membuat list sejumlah titik rumah-rumah warga yang dianggap kurang mampu. Dengan mengajak istrinya dan jajaran Perangkat Daerah, Camat dan Kepala Desa, Kang DS mendatangi satu per satu rumah tersebut.
Salah satunya, rumah Bu Liah (51) yang dihuni 7 jiwa di Gang Gapensi 05/RW 08 Desa Pamekaran Kecamatan Soreang. Kemudian mengunjungi rumah Emak Mar (96) yang dihuni 4 jiwa di RT 01/RW 09 masih di Desa Pamekaran dan Usep (72) yang dihuni 6 jiwa di RT 02/RW 09 Desa Pamekaran Kecamatan Soreang dan rumah warga lainnya.
âSaya tidak mau mendengar ada warga yang tidak bisa melaksanakan Hari Raya Idul Fitri. Makanya, saya meminta kepada para Camat dan Kepala Desa untuk bersilaturahmi dengan warga yang kurang mampu secara ekonomi. Dengan harapan bisa membantu beban kebutuhan warga saat gema takbir berkumandang maupun saat Hari Raya Idul Fitri,â tutur Kang DS.
Karena diluar jadwal resmi, kedatangan Kang DS mengagetkan banyak warga. âSaya tak menduga, Pak Bupati tiba-tiba mengetuk pintu, lalu memberinya sembako. Saya benar-benar terharu dan tak kuat menahan tangis dengan kedatangan beliau itu,â ungkap warga yang dari penerima manfaat bantuan tersebut.
Sikap senada juga diungkapkan Pak Usep, penerima manfaat bantuan bingkisan Lebaran dari Kang DS tersebut. Ia bersama istrinya yang sudah sakit-sakitan langsung merangkul orang yang ternyata Bupati.
âSaya memang sering dengar dari warga lain, kalau Pak Dadang itu Bupati yang sangat merakyat, sederhana dan merakyat. Sekarang saya makin yakin, setelah beliau berkunjung ke gubuk saya dengan tiba-tiba. Kebetulan, untuk Lebaran besok ini saya hanya punya beras saja,â terangnya.
Usai dikunjungi Bupati, Pak Usep juga menyampaikan perasaan senangnya. âSemoga Pak Bupati Dadang selalu diberi kekuatan, kesehatan dan kelancaran dalam menjalankan tugasnya. Begitu juga dengan keluarganya. Saya juga berharap, semoga apa yang dilakukan Pak Dadang itu menjadi contoh buat para pemimpin yang lain,â tegasnya.
Menurut warga sekitar, Bupati Bandung melaksanakan kunjungan ke rumah warga itu sebagai bentuk perhatian dan hadirnya pemerintah atau negara di tengah-tengah masyarakat yang akan melaksanakan Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Kehadiran orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu disambut sejumlah warga yang baru melaksanakan buka puasa di akhir Ramadan. Warga yang didatangi Bupati Bandung pun terlihat senang dan sumringah, setelah melihat kedekatan sosok Dadang Supriatna bersama masyarakat.***