Kampung Agro Wisata Dorong Perekonomian Warga Cibuluh

Sejak diresmikan Bupati Bandung Dadang M Naser tahun 2017 lalu, Kampung Cibuluh Desa Pulausari Kecamatan Pangalengan sebagai kampung Agro wisata. Kampung tersebut, memiliki latarbelakang yang terkenal kumuh. Tetapi sekarang memiliki magnet sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung.

Ketua Rw 09 Kampung Cibuluh Didi Obang mengatakan, perkembangan kampungnya itu cukup drastis setelah diresmikan sebagai kampong agro wisata cibuluh. Padahal sebelum dilakukan penataan, kampung terisolir dan terkenal kumuh. Tapi, setelah ditata dan diresmikan sebagai kampong agro wisata, banyak wisatawan yang berkunjung.

”Disini yang menjadi favorit pengunjung adalah kebun jeruk, pengunjung bisa belajar menanam merawat dan memetik sendiri untuk dibawa pulang. Ada juga kebun stawberry, arben, kol, lobak, pecay. Disini juga kami sediakan fasilitas outbond dan camping round,” Katanya saat ditemui di Kampung Agro Wisata Cibuluh di Pangalengan, Senin (8/7).

Obang sapaan akrab ketua Rw kampong Cibuluh menjelaskan, untuk meningkatkan daya tarik wisatawan. Penataan kampung tersebut masih terus dilakukan secara bertahap, sampai saat ini masih dalam pembangunan, belum mencapai 100 persen dari rencana awal dalam penataan secara keseluruhan kampung agro wisata.

” terus dilakukan penataan oleh dinas perumahan, seperti penataan dan perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), homestay. Sehingga, para pengunjung akan diberikan fasilitas untuk bisa mengikuti aktifitas yang dilakukan masyarakat disini. Namun tidak hanya rumah warga yang dijadikan sebagai tempat menginap, disini juga ada empat vila baru yang dibangun untuk memfasilitasi wisatawan,” akunya.

Lebih lanjut Obang mengatakan, paska ditetapkan sebagai kampung agro wisata. Peningkatan ekonomi, warga kampung Cibuluh sudah memiliki peningkatan yang cukup signifikan.

” para pengunjung yang datang tidak hanya warga Bandung tapi ada juga dari luar dareah bahkan luar negeri. Universitas negeri ternama di Indonesia sudah berkunjung ke kampung Agro Wisata, turis asing dari Belanda dan Turki pun sudah menjadi tamu dari masyarakat setempat,” tuturnya.

Hal yang sama dikatakan Enggung Rukmana (75) Petani Tomat Amala yang sudah berkiprah lama di kampung tersebut, menuturkan sejak dijadikannya Kampung Agro Wisata terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil tani nya. Sejak tahun 1960 hingga sekarang menggarap 800 tumbak lahan milik PLN.

disini tanahnya tanah PLN, kurang lebih ada 150 petani dan setiap orang memiliki garapannya masing-masing. Dalam satu tahun kami menyetor ke pihak PLN, setiap satu tumbaknya Rp. 10.000 sehingga dalam satu tahun saya menyetor 8 juta,”jelasnya.

Menurutnya, hasil tani dijual ke Bandar setiap tiga bulaan sekali, paling sedikit memanen 5000 pohon paling banyak 30.000 pohon. Tapi setelah banyak pengunjung, dirinya bisa menjual tomat dengan harga Rp.15.000 perkilo. Kalau cuacanya sedang mendukung, dirinya bisa mendapat untuk tiga kalilipat dari modal yang dikeluarkan.

”saya harap kedepan akan semakin ramai oleh pendatang, tidak hanya memperkenalkan potensi kampung kami. Tapi, bisa memberikan tingkat kesejahteraan yang semakin membaik untuk petani dan masyarakat pangalengan,” pungkasnya. (mg1/rus)