Progres Danau Retensi Cieunteung Sudah 86 Persen
Pembangunan danau retensi di Kampung Cieunteung Kecamatan Baleendah sudah mencapai 86%. Sebagai langkah strategis pemerintah dalam menangani banjir Bandung Selatan, sampai saat ini danau retensi Cieunteung memang belum berfungsi.
Bupati Bandung H. Dadang M. Naser,SH,S.Ip.,M.Ip mengungkapkan, tanggungjawab pemerintah daerah adalah bagaimana meminimalisir resiko bencana banjir yang dialami masyarakat, bukan pada pengendalian banjir. “Ya kalau kami berkewajiban menangani dari sisi penyelamatan, evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana, bukan penanganan banjirnya langsung. Saat ini memang danau retensi ini baru 86% dan belum berfungsi,” ungkapnya seusai meninjau pembangunan danau retensi di Kp. Cieunteung Kec. Baleendah, Selasa (13/11/2018).
Dari 8,7 hektar lahan yang dibebaskan pemerintah, sekitar 4 hektar sudah dibangun danau retensi dengan kedalaman 6 meter. “Alhamdulillah sudah ada penjelasan teknis dari Kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum. Kalau nanti sudah rampung 100%, pompanisasia kan berjalan sepenuhnya dan bisa mengurangi banjir,” imbuh Bupati.
Masyarakat diharapkan bisa bersabar atas proses pekerjaan danau hingga selesai. Menurutnya, penanganan yang dilakukan Pemkab Bandung sudah maksimal, dengan melibatkan berbagai unsur perangkat daerah (PD), relawan, dan sektor lainnya. “Semua pihak berkontribusi, soal evakuasi ada PMI, Tagana, TNI, Polri, lalu soal kesehatan kita integrasikan Dinkes dengan rumah sakit, juga ada BPBD yang mengkoordinasikan. Mohon bersabar masyarakat di 3 kecamatan ini, untuk penanganan korban dan para pengungsi, pemerintah siap sepenuhnya,” ujar Kang DN sapaan akrbanya.
Lebih lanjut dia mengatakan setuju, terkait rencana Gubernur Jabar untuk melakukan rapat koordinasi dengan para kepala daerah Bandung Raya. Menurutnya soal bencana memang harus ditangani secara komprehesif, tidak mungkin dikerjakan sendiri. “Saya sangat setuju, soal bencana ini memang harus ditangani secara komprehensif, jangan sendiri-sendiri, apalagi saling menyalahkan dan dipolitisir. Masing-masing stakeholder berkoordinasi dan mensinkronkan programnya,” tutur Bupati didampingi Camat Baleendah.
Mengenai teknis pembangunan danau retensi Cieunteung, Kepala BBWS Citarum Bob Arthur Lombogia menjelaskan bahwa Kolam retensi hanya untuk menampung air sementara, sekitar 200 ribu meter kubik. Setelah itu lanjutnya, air akan dipompa hingga stabil pada elevasi 6,59 dan dipompa terus sebanyak kapasitas 12,5 meter kubik/detik.
“Saat ini memang belum digunakan, karena masih ada daerah terbuka sekitar 3 meter di area danau, dan pompa baru kita operasikan 1 unit yang kapasitasnya 2 meter kubik/ detik. Kalau yang 3,5 meter totalnya ada 10, belum dioperasikan karena memang belum rampung, jadi sekarang ini masih apa adanya,” papar Bob.
Dia menyebutkan, manfaat danau retensi Cieunteung nantinya adalah untuk pengendalian banjir, mereduksi daerah genangan di permukiman penduduk yang berdasarkan data ada sekitar 3 ribu rumah, juga sarana rekreasi masyarakat nantinya.
“ Danau ini hanya berfungsi untuk mengendalikan banjir supaya tidak parah. Nah itu juga kembali lagi ke curah hujan yang turun, kalau intensitasnya lebat dan terjadi berhari-hari, banjir akan sulit dikendalikan. Dari hasil desain danau seluas 4 hektar dengan kedalaman 6 meter ini, akan mereduksi banjir di Bandung Selatan seluas 91 ha. Kalau soal bebas banjir, ga akan ada yang sanggup menjamin,” pungkasnya.